Wake (訳) artinya adalah alasan atau penilaian. Wake bisa digunakan dalam beberapa pola kalimat. Pola-pola kalimat yang bisa menggunakan wake, yaitu :
- .... wake da
- .... wake ga nai
- .... wake de wa nai
- .... wake ni wa ikimasen / wake ni wa ikanai
Wake Da
Wake da atau "wake desu" bisa digunakan untuk menjelaskan kesimpulan berdasarkan deduksi, alasan logis, atau kalkulasi dari apa yang sudah didengar atau dilihat. Wake da bisa diletakkan setelah kata kerja kasual, kata sifat, atau predikat dari kalimat nominal. Pola untuk masing-masing jenis kata adalah seperti di bawah ini.
- {Kata kerja} wake da
- {Kata sifat-i} wake da
- {Kata sifat-na} na wake da
- {Kata benda} de aru wake da
Wake da diletakkan di kalimat yang menjadi kesimpulan dari serangkaian penjelasan atau alasan. Saat digunakan kesimpulan dari suatu alasan, kalimat sebelumnya umumnya akan menggunakan node atau kara. Contoh kalimatnya bisa kalian lihat di bawah ini.
- Kanojo wa tabesugiru kara, futoru wake da. => 彼女は食べすぎるから太いわけだ。
Arti : Dia makan terlalu banyak. Jadi, (karena itu) dia gemuk. - Dandan atsuku naru ippou dakara, kyou wa kinou yori atsui wake da. => だんだん暑くなる一方だから今日は昨日より暑いわけだ。
Arti : Karena semakin panas. Jadi, (tentu saja) hari ini lebih panas dari kemarin. - Nami ga takai wake da. => 波が高いわけだ。
Arti : Wajar saja / Tentu saja ombaknya tinggi. {karena suatu alasan} - Neko ga suki na wake da. => 猫が好きなわけだ。
Arti : Tentu saja saya kucing. {karena suatu alasan}
Dalam serangkaian kalimat, wake desu / wake da tidak harus berada di posisi kalimat paling akhir. Wake da bisa juga diletakkan dalam posisi kalimat pertama.
- Samui wake desu, rein kooto o kite imasen. => 寒いわけですレインコートを着てません。
Arti : Wajar saja / tentu saja dingin, kamu tidak memakai jas hujan.
Wake da tidak hanya digunakan untuk menyatakan kesimpulan dari kalimat kita sendiri. Tapi, kita juga bisa menggunakannya untuk menyimpulkan pernyataan orang lain. Misal :
- A : Ani-san wa mainichi benkyou suru. => アニさんは毎日勉強する。
Arti : Ani belajar setiap hari. - B : Sore ja, nihon-go ga jozu na wake da. => それじゃ、日本語が上手なわけだ。
Arti : Hmm..., jadi karena itu Bahasa Jepangnya bagus.
Perhatikan! Penambahan na antara kata sifat -na dan wake berlaku juga pada pola kalimat lain yang menggunakan wake. Selanjutnya, kita kan mempelajari pola kalimat lain yang menggunakan wake.
Wake ga nai
Wake ga nai bisa diartikan dengan "Tidak ada alasan". Pola kalimat yang diakhiri dengan wake ga nai bisa berarti "Tidak mungkin...." atau "Tidak ada alasan bahwa...". Contoh kalimat yang menggunakan wake ga nai bisa kalian lihat di bawah ini.
- Akirameru wake ga nai. => 諦めるわけがない。
Arti : Tidak mungkin (aku) menyerah. {atau, "Tidak ada alasan untuk menyerah"} - Ani-san ga Toni-san o suki na wake ga nai => アニさんがトニさんを好きなわけがない。
Arti : Tidak mungkin Ani suka pada Toni. {atau, "Tidak ada alasan Ani suka pada Toni"}
Untuk kalimat yang diakhiri kata sifat, kalian harus menggunakan "na" sebelum "wake nai".
Wake De Wa Nai
Selanjutnya, kita akan menggunakan "wake dewa nai". Wake de wa nai bisa dibilang sebagai versi penyangkalan yang lebih lembut jika dibandingkan dengan "wake ga nai". "Wake dewa nai" di akhir kalimat memberikan arti "Bukan berarti...." atau "Bukannya ....". Aturan penggunaannya sama dengan penggunaan "wake ga nai". Contoh :
- Ani-san ga Toni-san o suki na wake de wa nai => アニさんがトニさんを好きなわけではない。
Arti : Bukan berarti Ani suka Toni. - Jakarta ni ikitai wake de wa nai => ジャカルタに行きたいわけではない。
Arti : Bukannya (saya) ingin pergi ke Jakarta. - Densha ni notte iru jikan ga nagai wake de wa nai => 電車に乗っている時間が長いわけではない。
Arti : Bukan berarti waktu naik kereta lama.
Wake de wa nai bisa diganti dengan wake ja nai.
Wake ni Wa Ikanai
"Wake ni wa ikanai" bisa diletakkan setelah kata kerja bentuk kamus. Artinya adalah "(Karena suatu alasan) tidak boleh ....". Pola kalimat ini menjelaskan tentang boleh dan tidaknya sesuatu dilakukan berdasarkan norma sosial, common sense, keadaan atau peristiwa tertentu.
- Ani-san wa Jakarta ni iku wake ni wa ikanai. => アニさんはジャカルタに行くわけにはいかない
Arti : Ani tidak boleh (ada alasan) untuk pergi ke Jakarta.
Ikanai bisa diganti dengan ikimasen untuk membuat kalimat terdengar lebih sopan.