Perbedaan Faktual, Rasional dan Logis

 

Kalian mungkin sering mendengar kata Faktual, rasional, dan logis. Ketiga kata tersebut sering digunakan untuk menunjukkan kebenaran suatu pendapat atau hasil penalaran. Tapi, ketiga kata tersebut sebenarnya berbeda.

Faktual

Faktual bisa diartikan sesuai fakta. Yah, sesingkat itu definisinya. Fakta didefenisikan sebagai peristiwa atau keadaan yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.

Bisakah kita mempercayai Fakta? Tentunya, fakta jelas bisa dipercaya. Sayangnya, tidak semua fakta punya saksi & bukti yg "masih" terlihat. Misalnya, fakta di masa lalu. Beberapa fakta belum bisa dibuktikan karena keterbatasan manusia. Dulu orang mungkin menertawakan orang yg percaya manusia bisa terbang, sekarang sebaliknya.

Rasional

Rasional artinya sesuai rasio, dan hasilnya "masuk akal". Rasio bisa diartikan dengan perbandingan, dalam hal ini perbandingan yang didasarkan akal. Sayangnya rasio kadang dipengaruhi ego, emosi, & perasaan juga. Jadi kebenaran yang dihasilkan rasio bisa relatif.

Dalam Filsafat, rasionalisme memiliki hubungan dengan empirisme. Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian, logika dan analisis. Rasionalisme merupakan bagian dari epistemologi dalam filsafat. Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang asal dan hakikat pengetahuan. Selain rasionalisme, dalam epistemologi juga ada juga empirisme, positivisme, skeptisisme, dan pragmatisme. 

Empirisme menggunakan pendekatan yang berbeda dengan rasionalisme. Empirisme bisa diartikan dengan pengamalan atau pengamatan inderawi. Jadi rasionalisme lebih mengutamakan pengamatan inderawi, dan bentuk kata sifatnya adalah empiris. Jika hanya mengacu pada definisinya, empirisme masih bisa menerima metafisika selama bisa dibuktikan dengan pengamatan atau pengalaman.

Positivisme merupakan pengembangan dari empirisme. Bedanya, empirisme tidak menerima metafisika dan hanya meyakini ilmu alam sebagai pengetahuan yang benar.

Logis

Logis berasal dari kata logika. Logika didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan dengan objek materialnya adalah berpikir atau bernalar atau proses penalaran. Logika didasarkan rumus yang tidak mengharuskan adanya fakta, asalkan ada premis. Bahkan teks yang tidak jelas pun bisa dinilai dengan menggunakan logika. Kualitas premis akan menentukan kualitas dari kesimpulan yang dihasilkan. Premis-premis yang faktual besar kemungkinan akan menghasilkan kesimpulan yang faktual juga.

Contohnya, ada soal yang menggunakan premis berikut ini :
  • Semua logam adalah benda padat
  • Beberapa benda yang memuai adalah logam
Faktanya, tidak semua logam benda padat "di suhu ruang". Ada merkuri yg termasuk logam cair. Tapi karena soal cuma menanyakan pengambilan kesimpulan yang logis, premisnya tidak harus faktual. Soalnya masih bisa diselesaikan asal mengikuti aturan seperti silogisme, modus tollens, modus ponen, dan rumusan logis lainnya.
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »