Banyak kata yang mengalami Pergeseran makna. Pergeseran makna bisa dalam bentuk penyempitan makna, perluasan makna, peyorasi atau ameliorasi. Penyempitan makna dan perluasan makna terjadi karena suatu kata bisa memiliki satu arti. Di sisi lain, peyorasi dan ameliorasi lebih terkait dengan perubahan nilai suatu kata, menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Peyorasi definisinya adalah perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan yang lebih tidak enak, tidak baik, dan sebagainya. Sebaliknya, ameliorasi menjadikan suatu kata bermakna lebih baik. Contoh peyorasi misalnya perubahan definisi kata dukun yang awalnya bermakna sebagai ahli pengobatan dan sekarang bergeser maknanya menjadi hanya terkait dengan ahli supernatural yang bisa melihat hal-hal gaib.
Berdasarkan KBBI, dukun definisinya adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dan sebagainya). Menurut Jennifer Nourse, dukun berasal dari kata "dukkan" dalam bahasa Persia, yang artinya orang yang memiliki kemampuan untuk mengobati. Jadi, dukun awalnya definisinya bukan orang yang punya kekuatan supernatural atau bisa melihat alam gaib. Selain bisa dipahami dari definisinya di kamus atau lexicon, kita bisa memahami definisi dukun dari contoh profesi dukun yang tidak terkait dengan klenik atau mistis, misalnya dukun beranak dan dukun pijat.
Kenapa kata dukun bergeser maknanya? De Haan berpendapat bahwa orang-orang Eropa yang hidup di Batavia pada masa penjajahan Belanda lebih memilih ke dukun daripada ke dokter sehingga ada rasa takut bahwa orang-orang akan beralih dari dukun ke dokter. Hal ini memicu beberapa orang untuk membuat stigma bahwa dukun terkait dengan takhayul dan musyrik. Namun hal ini perlu diteliti lagi.
Pendapat lainnya menyebut bahwa perubahan makna dukun lebih terkait dengan sosio kultur dan doktrin yang dipengaruhi oleh budaya setempat. Dalam hal ini, dukun berubah maknanya karena kecenderungan orang Indonesia untuk lebih percaya dengan ahli pengobatan yang menggunakan "metode gaib". Profesi dukun pijat dan dukun beranak juga mulai tergeser oleh dokter atau ahli pengobatan modern sehingga perlahan hanya menyisakan dukun yang kemampuannya dinilai tidak bisa digantikan oleh medis.