Kalimat Sederhana dalam Bahasa Jepang

Kalimat paling sederhana dalam hampir semua bahasa adalah kalimat nominal. Kalimat nominal adalah kalimat yang tidak menggunakan kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, kalimat nominal menghubungkan subjek dan pelengkapnya dengan kata adalah. Setelah subjek dan kata adalah kita bisa menempatkan kata benda atau kata sifat. Pola kalimat sederhana dalam bahasa Jepang bisa dilihat di bawah ini.

  • {Subjek} wa {Kata Sifat / Kata Benda} {desu/deshita/kopula lainnya}.
  • {Subjek} ga {Kata Sifat / Kata Benda} {desu/deshita/kopula lainnya}.

Walaupun kalimat nominal merupakan struktur kalimat paling sederhana dalam kebanyakan bahasa, dalam bahasa Jepang kalimat paling singkat hanya terdiri dari kata kerja. Penjelasan tentang struktur kalimat dalam bahasa Jepang akan cukup panjang. Karena itu untuk saat ini cukup fokus ke pola kalimat sederhana saja. 

Kalau kalian belum paham beda partikel ga dan partikel wa, lebih baik gunakan partikel wa. Partikel wa bisa diartikan sebagai adalah jika diletakkan sebelum kata benda. COntoh kalimatnya bisa dilihat di bawah ini.

  • Kore wa tsukue desu => これは机です。
    • Arti : Ini adalah kursi
  • Watashi no otouto wa yasashii desu => 彼の弟は優しいです。
    • Arti : Adikku ♂ baik hati.
  • Geri wa furiiransaa desu => ゲリはフリーランサーです。
    • Arti : Geri adalah freelancer (saat ini dan seterusnya).
  • Rosi wa isha deshita =>  ロシは医者でした。
    • Arti : Rosi adalah dokter (dulu).
  • Anji wa keisatsu deshou => アンジは医者でしょう。
    • Arti : Anji adalah polisi, kan (berdasarkan perkiraan, dan berharap ada konfirmasi dari pendengar).
Kalau kalian sudah paham tentang huruf hiragana, kalian akan melihat partikel wa ditulis dengan huruf ha (は), bukan huruf wa (わ).

Kalimat Negatif (Bentuk Sopan)

Kalimat-kalimat yang ada di contoh sebelumnya adalah kalimat positif. Untuk kalimat Negatif yang sopan dan formal, polanya adalah sebagai berikut.
  • Bentuk non-lampau {Subjek} {wa/ga} {Kata Sifat / Kata Benda} {de wa arimasen}
  • Bentuk lampau : {Subjek} {wa/ga} {Kata Sifat / Kata Benda} {de wa arimasen deshita}
  • Bentuk perkiraan : {Subjek} {wa/ga} {Kata Sifat / Kata Benda} {de wa arimasen deshou}
Perbedaan masing-masing pola kalimat di atas hanya ada di ujung kalimatnya. Untuk bentuk non-lampau, yang digunakan adalah "de wa arimasen". Untuk bentuk lampau, yang digunakan adalah "de wa arimasen deshita". Deshita bisa diganti dengan deshou untuk membentuk kalimat yang menyatakan perkiraan.

Contoh kalimat  :
  • Kore wa tsukue de wa arimasen => これは机ではありません。
    • Arti : Ini bukan kursi
  • Watashi no otouto wa yasashii de wa arimasen => 彼の弟は優しいではありません。
    • Arti : Adikku ♂ tidak baik hati.
  • Geri wa isha de wa arimasen => ゲリは医者ではありません。
    • Arti : Geri bukan dokter (saat ini dan seterusnya).
  • Roni wa isha de wa arimasen deshita =>  ロニは医者ではありませんでした。
    • Arti : Rosi bukan dokter (dulu).
  • Nina wa keisatsu de wa arimasen deshou => ニナは医者ではありませんでしょう。
    • Arti : Nina bukan polisi, kan (berdasarkan perkiraan, dan berharap ada konfirmasi dari pendengar).

Kalimat Negatif (Percakapan Biasa)

Partikel wa pada "de wa arimasen" ditulis dengan huruf ha (は) sama seperti wa yang digunakan setelah subjek. Dalam percakapan santai dengan orang yang sudah akrab dengan kita, de wa bisa diganti dengan ja. 

Arimasen bisa diganti dengan nai untuk bentuk non-lampau. Kita bisa menggunakan ja arimasen, ja nai, atau de wa nai. Tapi secara umum yang digunakan untuk percakapan santai dan formal adalah ja nai. Bentuk lampau dari nai adalah nakatta. Lebih jelasnya, pola kalimatnya bisa dilihat di bawah ini.
  • Bentuk non-lampau {Subjek} {wa/ga} {Kata Sifat / Kata Benda} {ja nai}
  • Bentuk lampau {Subjek} {wa/ga} {Kata Sifat / Kata Benda} {ja nakatta}
Contoh kalimat :
  • Sore wa empitsu ja nai => それは鉛筆じゃない。
    • Arti : Ini bukan kursi
  • Watashi no otouto wa yasashii ja nai => 彼の弟は優しいじゃない。
    • Arti : Adikku ♂ tidak baik hati.
  • Geri wa isha ja nai => ゲリは医者じゃない。
    • Arti : Geri bukan dokter (saat ini dan seterusnya).
  • Roni wa isha ja nakatta =>  ロニは医者しいじゃなかった。
    • Arti : Rosi bukan dokter (dulu).

Kopula

Kopula dalam bahasa Jepang digunakan untuk menunjukkan bentuk waktu dan diletakkan di akhir kalimat. Dalam bahasa Jepang, bentuk waktu hanya ada lampau dan non-lampau. Waktu non-lampau adalah waktu selain di masa lalu. Beberapa Kopula yang terdapat dalam bahasa Jepang bisa dilihat di bawah ini.

Kopula Bentuk waktu
Desu Non-lampau
Deshita Lampau
Deshou Pengandaian
Da Non-lampau
Datta Lampau
Darou Pengandaian

Saat berbicara dengan orang yang belum akrab atau dalam situasi formal, kopula yang digunakan adalah desu, deshita, dan deshou. Kita bisa mengganti desu dengan da dalam situasi informal. Deshita bisa diganti dengan datta. Deshou, yang digunakan untuk menyatakan perkiraan dan pengandaian, bisa diganti dengan darou. Perempuan biasanya tidak menggunakan "da" yang dianggap punya kesan maskulin. Sebagai gantinya, kopula tidak digunakan sama sekali saat mendeskripsikan sesuatu dalam percakapan informal.

Kosakata

  • Watashi (私) => Saya
  • Anata (あなた) => Kamu
  • Kare (彼) => Dia (laki-laki)
  • Kanojo (彼女) => Dia (perempuan)
  • Kore (これ) => Ini

Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »